Ketika ada sebuah pertemuan, disitu juga akan ada perpisahan. Klise banget ya?. Tapi jaman sekarang mungkin orang-orang udah ga peduli lagi sama hal kecil tapi sakral ini, baik untuk kata hello atau goodbye-nya. Aneh kan rasanya kalau ada orang yang mencoba untuk berkata "hai" atau "hello"?. Call me mannerless, but I'm pretty much aware with manner stuffs. Greeting will be in the first place.
Ini bukan lagi masalah kedatangan yang ditunggu-tunggu seperti menunggu lahirnya jabang bayi, diharapkan seperti mengharapkan kapan menang judi togel dan dirindukan seperti merindukan kekasih yang berada nan jauh disana. Ini adalah perihal kepergiannya.
Mengenang adalah cara paling mudah, tapi juga mematikan. Manisnya mengukir senyum, pahitnya meninggalkan luka. Seperti sedang berlari-lari di taman dengan kaki telanjang, lalu harus menghadapi dan melewati jalan penuh pecahan kaca, dengan kaki telanjang juga. Tapi hidup harus terus berjalan, karena dunia tidak berhenti berputar ketika kaki telanjang itu penuh luka atau penuh keriangan. Mungkin hanya satu dua hal yang mampu diingat dan dikenang, makanya dunia ini memiliki istilah kenangan. Tapi semua itu punya arti, yang kadang meninggalkan bekas dan sewaktu-waktu mampu menyeret memori untuk memutar balik apa yang dulu pernah terjadi. Dan bahkan mampu mengingat bagaimana akhirnya semua itu pergi dari kehidupan. Perpisahan tidak lagi penting. Tanpa jabat tangan, tanpa kecupan yang menyegel segalanya, tanpa denting, tanpa aksara. Tak ada marah, tapi meninggalkan pedih. Memories kills you. Dimana tawa? Dimana airmata? Dimana rasa benci? Dan jawabannya tidak dimana-mana, karena memang tidak pernah ada. Yang ada tinggal kebingungan. Apa yang ada, mendadak disudahi begitu saja. Secara paksa.
Cerita habis, tanpa sisa. Seperti series yang season finale. Seperti cuci gudang di toko. Seperti titik di akhir cerita ini yang tidak bersambung. Selesai. Begitu saja.
0 comments:
Posting Komentar